Demi alasan kesehatan dan berat badan, Anda mulai mengurangi konsumsi soda dan beralih pada soda diet. Menurut para pakar kesehatan, diet soda memang bebas dari kandungan kalori.
Namun bukan berarti minuman tersebut tidak memiliki dampak negatif pada tubuh.Seperti yang dikutip dari Prevention International, berikut alasan agar Anda tidak lagi mengonsumsi soda diet.
1. Tidak Baik untuk Kulit
Diet soda bisa menurunkan tingkat pH kulit, sehingga dapat menyebabkan jerawat dan menjadikan wajah kusam. Menurut Dr Jeanette Graf, penulis buku "Stop Aging, Start Living: The Revolutionary 2-Week pH Diet", "Jika ada satu hal yang tidak boleh Anda konsumsi adalah soda. Soda adalah zat pembentuk asam yang ekstrem dan bisa menurunkan tingkat pH Anda secara dramatis."
2. Buat Mood Berubah-ubah
Kandungan aspartam di dalam soda diet bisa buat orang merasa cemas, depresi dan memicu gangguan bipolar. Aspartam juga terdaftar sebagai bahan kimia yang berbahaya karena berkontribusi terhadap neurotoksisitas (rasa baal dan kesemutan pada anggota tubuh yang dapat digerakan).
3. Berat Badan Meningkat
Ironisnya, soda diet bisa meningkatkan berat badan seseorang. Dua kaleng sehari atau lebih bisa meningkatkan ukuran pinggang hingga 500%. Temuan itu dilakukan oleh fakultas kedokteran dari The University of Texas Health Science Center San Antonio.
4. Menyebabkan Diabetes dan Penyakit Jantung
Dengan meningkatnya ukuran pinggang dan lemak perut, semakin besar kemungkinan seseorang terkena diabetes dan penyakit jantung. Kesimpulan tersebut dipublikasikan dalam Journal of General Internal Medicine, tahun 2010.
5. Buat Ginjal Bekerja Lamban
Harvard Nurse"s Study menemukan bahwa diet soda dapat mengganggu kerja ginjal. Terdapat penurunan sebanyak 30% fungsi ginjal hanya dengan mengonsumsi dua kaleng soda diet setiap harinya.
6. Aspartam Sering Dikaitkan dengan Kanker
Walau FDA menganggap aspartam aman, tetapi organisasi kesehatan lainnya menunjukkan bahwa bahan kimia itu mempunyai risiko terhadap kanker. Menurut penelitian Cesare Maltoni Cancer Research Center, aspartam dapat meningkatkan kanker dan berkaitan dengan tumor pada tikus --dipercaya bisa juga terjadi pada manusia.
Namun bukan berarti minuman tersebut tidak memiliki dampak negatif pada tubuh.Seperti yang dikutip dari Prevention International, berikut alasan agar Anda tidak lagi mengonsumsi soda diet.
1. Tidak Baik untuk Kulit
Diet soda bisa menurunkan tingkat pH kulit, sehingga dapat menyebabkan jerawat dan menjadikan wajah kusam. Menurut Dr Jeanette Graf, penulis buku "Stop Aging, Start Living: The Revolutionary 2-Week pH Diet", "Jika ada satu hal yang tidak boleh Anda konsumsi adalah soda. Soda adalah zat pembentuk asam yang ekstrem dan bisa menurunkan tingkat pH Anda secara dramatis."
2. Buat Mood Berubah-ubah
Kandungan aspartam di dalam soda diet bisa buat orang merasa cemas, depresi dan memicu gangguan bipolar. Aspartam juga terdaftar sebagai bahan kimia yang berbahaya karena berkontribusi terhadap neurotoksisitas (rasa baal dan kesemutan pada anggota tubuh yang dapat digerakan).
3. Berat Badan Meningkat
Ironisnya, soda diet bisa meningkatkan berat badan seseorang. Dua kaleng sehari atau lebih bisa meningkatkan ukuran pinggang hingga 500%. Temuan itu dilakukan oleh fakultas kedokteran dari The University of Texas Health Science Center San Antonio.
4. Menyebabkan Diabetes dan Penyakit Jantung
Dengan meningkatnya ukuran pinggang dan lemak perut, semakin besar kemungkinan seseorang terkena diabetes dan penyakit jantung. Kesimpulan tersebut dipublikasikan dalam Journal of General Internal Medicine, tahun 2010.
5. Buat Ginjal Bekerja Lamban
Harvard Nurse"s Study menemukan bahwa diet soda dapat mengganggu kerja ginjal. Terdapat penurunan sebanyak 30% fungsi ginjal hanya dengan mengonsumsi dua kaleng soda diet setiap harinya.
6. Aspartam Sering Dikaitkan dengan Kanker
Walau FDA menganggap aspartam aman, tetapi organisasi kesehatan lainnya menunjukkan bahwa bahan kimia itu mempunyai risiko terhadap kanker. Menurut penelitian Cesare Maltoni Cancer Research Center, aspartam dapat meningkatkan kanker dan berkaitan dengan tumor pada tikus --dipercaya bisa juga terjadi pada manusia.